Dalam hubungan internasional yang mengkaji interaksi antar aktor seperti: State, Non-Goverment Organization (NGO), Internasional Non-Government  Organization (INGO) maupun antar Individu. Interaksi tersebut dilandasi dengan adanya persaingan, kerjasama, dan konflik. jika melihat Interaksi antar aktor dalam hubungan internasional dapat dikatakan semua itu dilandasi dengan adanya persaingan antar aktor (Negara) tersebut untuk mencapai kepentingan nasionalnya, untuk dapat merealisasikan itu semua  maka dibutuhkan sebuah kerjasama, namun jika hubungan tersebut mengalami kebuntuan maka akan tercipta sebuah konflik.

Isu-isu dalam hubungan internasional merupakan wacana bagi setiap aktor yang ada untuk dapat mencapai kepentingan maupun merespon apa yang terjadi. Isu-isu dalam hubungan internasional terdiri dari nuklir, keamanan dan militer, ekonomi, lingkungan, terorisme dan lain sebagainya. Dalam isu tersebut dapat dilihat bagaimana suatu negara dapat menerapkan kebijakan pemerintahannya terhadap isu yang sedang berkembang untuk merespon fenomena dalam politik internasional negara tersebut.

Korea Utara sebagai sebuah negara yang berideologikan pada paham sosialis komunis dimana pada negara tersebut dikuasai oleh partai komunis Korea Utara yang didirikan oleh Kim Il-sung yang juga sebagai pendiri dan presiden Korea Utara. Pimpinan pada partai tersebut secara turun temurun diberikan kepada putranya mulai dari Kim jong il sampai pada putra darinya yaitu Kim jong sun. Korea Utara dikenal sebagai negara yang tertutup dan menggunakan seluruh anggaran negaranya untuk membangun kekuatan militer. Kebijakan tersebut sering ditentang dalam hubungan internasional karena Korea Utara saat ini rajin melakukan uji coba peluru kendali serta membangun instalasi nuklir untuk kepentingan militernya. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran yang mendalam khususnya pada kawasan asia timur dimana pada kawasan tersebut negara ini tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan negara tetangganya seperti Korea Selatan secara historis, maupun dunia internasional.

Tenggelamnya kapal Korea Selatan diduga dilakukan oleh pihak Korea Utara dengan torpedo yang ditembakkan dari kapal selam milik Korea Utara menjadikan intensitas ketegangan antar kedua negara meningkat. Dimana Korea Utara maupun Korea Selatan memiliki sisi perbedaan ideologis, faktor sejarah yang buruk serta terdapatnya campur tangan Amerika dalam menjaga stabilitas keamanan semenanjung korea menjadikan faktor-faktor itu sebagai indikator ketegangan yang terjadi, dimana suatu saat nanti ditakutakan akan menimbulkan konflik terbuka pada kawasan tersebut.

Berbeda dengan isu yang sedang berkembang saat ini, Iran sejak massa pemerintahan shah hingga terjadinya revolusi iran pada tahun 1979 merupakan sebuah negara yang menghasilkan serta memproduksi uranium. sejak kepemimpinan Ahmadinejad, Iran rajin melakukan riset mengenai sumber daya alam yang dimilikinya yaitu uranium untuk kepentingan nasionalnya. Akan tetapi kebijakan tersebut banyak mendapat reaksi kecaman dari dunia internasional khususnya Amerika Serikat karena dikhawatirkan akan mengarah pada pembuatan senjata nuklir dan biologis pada negara tersebut.

Mendapat respon yang tidak baik, Iran tetap melakukan pembangunan serta riset terhadap uranium dalam negaranya dengan mengajak badan atom internasional (IAEA) dari PBB untuk mendampingi serta mengawasi jalannya penelitian agar tidak terjadi penyimpangan. Namun karena Amerika serikat memiliki kekhawatiran yang mendalam pasca terjadinya peristiwa 11/9 berusaha untuk menghentikan upaya iran dengan menjatuhkan sanksi melalui kebijakan PBB dengan hak veto yang dimilikinya sebagai anggota tetap dewan keamanan PBB. Ahmadinejad dikenal sebagai pemimpin yang vokal dalam mengecam segala bentuk kebijakan negara-negara barat seperti Amerika Serikat maupun Israel sebagai sekutu terdekat negara tersebut tetap bersikukuh untuk melanjutkan program nuklir pada negaranya meskipun dijatuhkannya sanksi tersebut.

Ketegangan yang terjadi akibat berbagai respon dari isu-isu yang berhembus pada saat ini menimbulkan ke khawatiran terhadap stabilitas keamanan internasional. Terjadinya pertentangan antar negara dewasa ini di khawatirkan dapat menimbulkan konflik terbuka karena tidak adanya kekuatan dari PBB sebagai Organisasi Internasional untuk dapat menaungi negara-negara anggotanya dengan bijaksana. Adanya kepentingan negara besar seperti Amerika Serikat dalam organisasi tersebut menjadikan segala kebijakan yang ditetapkan tidak netral dalam merespon masalah yang terjadi.

Ketika negara-negara seperti Iran maupun korea utara sibuk memperbarui kekuatan militernya dan program nuklir yang dilakukan saat ini menjadikan kebijakan tersbut menimbulkan berbagai respon dari dunia internasional. Respon tersebut dikhawatirkan akan memancing segala bentuk tindakan yang dapat menimbulkan keresahan dalam keamanan global. Dimana keresahan tersebut akan dapat membuat seluruh negara mewaspadai serta mencurigai satu dengan yang lainnya. Kekhawatirkan dari ketegangan yang terjadi saat ini dapat menimbulkan perpecahan yang terwujud ke dalam sebuah konflik terbuka dan bukan tidak mungkin konflik tersebut akan menjadi perang antar negara, sebagai contoh pecahnya perang dunia ketiga yang diperkirakan masing-masing negara akan menggunakan senjata nuklir serta senjata kimia maupun biologis. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang sangat besar bagi masyarakat internasional seperti jatuhnya korban jiwa yang tidak dapat diperkirakan, radiasi yang dirasakan manusia dari senjata kimia yang digunakan, kerugian materi bagi masing-masing negara, kerusakan lingkungan akan semakin parah, kelaparan, dsb.

Oleh karena itu, PBB sebagai wadah bagi para anggotanya harus dapat mengambalikan kewibawaannya serta menjadikan organisasi tersebut sebagai organisasi yang tidak dapat di intervensi oleh negara besar, untuk dapat bertindak sesuai kapasitas yang dimilikinya sebagai organisasi yang bertujuan menciptakan perdamaian dunia. Agar ketegangan yang terjadi saat ini dapat diminimalisir sehingga dapat mencegah terjadinya ketidakstabilan keamanan pada tingkat global yang dapat menimbulkan perang terbuka.